Cara Penjahat Mencuri uang anda lewat Internet
Beberapa bulan lalu internet marketer dunia dikejutkan lantaran
Liberty Reserve (LR) yang menyimpan dana jutaan orang di dunia ditutup
lantaran diduga memfasilitasi tindak pencucian uang. Setelah diselidiki,
akhirnya terbongkar juga seperti apa kejahatan ini dilakukan.
Seperti yang dilansir oleh Mashable (19/10), Jean-Loup Richet, peneliti keamanan siber dari ESSEC Business School berhasil membongkar tindak kejahatan siber atau yang dikenal dengan cybercrime. Laporan ini kemudian dibeberkan ke publik dan dikirim kepada badan PBB terkait, United Nations Office on Drugs and Crime.
Dalam laporannya, Richet menuliskan bahwa kejahatan cyber sudah sejak lama berkembang. Cara yang digunakan para pelaku juga makin modern dan kreatif guna menghindari kejaran para polisi dunia maya, salah satunya dengan mencuci dana mereka.

Dulu, para pelaku kejahatan seperti carding (mencuri kartu kredit orang lain secara online) mengambil uang dan langsung menyimpannya lewat rekening pribadi. Namun, kini dana tersebut lebih dulu dibelokkan ke rekening money changer online.
Lewat jasa penukaran uang terpercaya inilah kemudian uang tersebut diganti dalam bentuk mata uang elektronik seperti Liberty Rerserve. Dari LR ini kemudian dana dialihkan lagi dalam bentuk kartu kredit virtual, voucher, atau ditukarkan lewat jasa lain seperti Western Union.
Sebenarnya, terbongkarnya metode ini sendiri tidak terlalu menghebohkan. Hal ini dikarenakan metode tersebut sudah menjadi rahasia umum di antara pelaku dan pemerhati cybercrime.
Pemerintah AS sendiri kemudian mencoba menghentikan tindakan ini dengan menutup LR karena dari sinilah transaksi pencucian uang tidak bisa dilacak. Namun, menurut Richet, hal ini takkan menghentikan kejahatan tersebut karena masih banyak layanan serupa LR lain seperti WebMoney, Bitcoins, Paymer, PerfectMoney, dan banyak lagi.
Seperti yang dilansir oleh Mashable (19/10), Jean-Loup Richet, peneliti keamanan siber dari ESSEC Business School berhasil membongkar tindak kejahatan siber atau yang dikenal dengan cybercrime. Laporan ini kemudian dibeberkan ke publik dan dikirim kepada badan PBB terkait, United Nations Office on Drugs and Crime.
Dalam laporannya, Richet menuliskan bahwa kejahatan cyber sudah sejak lama berkembang. Cara yang digunakan para pelaku juga makin modern dan kreatif guna menghindari kejaran para polisi dunia maya, salah satunya dengan mencuci dana mereka.

Dulu, para pelaku kejahatan seperti carding (mencuri kartu kredit orang lain secara online) mengambil uang dan langsung menyimpannya lewat rekening pribadi. Namun, kini dana tersebut lebih dulu dibelokkan ke rekening money changer online.
Lewat jasa penukaran uang terpercaya inilah kemudian uang tersebut diganti dalam bentuk mata uang elektronik seperti Liberty Rerserve. Dari LR ini kemudian dana dialihkan lagi dalam bentuk kartu kredit virtual, voucher, atau ditukarkan lewat jasa lain seperti Western Union.
Sebenarnya, terbongkarnya metode ini sendiri tidak terlalu menghebohkan. Hal ini dikarenakan metode tersebut sudah menjadi rahasia umum di antara pelaku dan pemerhati cybercrime.
Pemerintah AS sendiri kemudian mencoba menghentikan tindakan ini dengan menutup LR karena dari sinilah transaksi pencucian uang tidak bisa dilacak. Namun, menurut Richet, hal ini takkan menghentikan kejahatan tersebut karena masih banyak layanan serupa LR lain seperti WebMoney, Bitcoins, Paymer, PerfectMoney, dan banyak lagi.
Comments
Post a Comment